Fenomena Ojek Online Dalam Perspektif Sosiologi Ekonomi

Fenomena ojek online dalam perspektif sosiologi ekonomi akan menjelaskan gejolak munculnya Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya terutama terkait analisis proposisi menurut Swedberg dan Granovetter. Institusi ekonomi yang akan coba saya jelaskan menggunakan tiga proposisi menurut Swedberg dan Granovetter yang menjelaskan bahwa Tindakan Ekonomi adalah sebuah tindakan sosial, Tindakan ekonomi sebagai hal yang disituasikan secara sosial, dan Institusi ekonomi adalah konstruksi sosial. Namun, sebelum masuk kepada penjelasan dan analisis mengenai layanan tersebut kedalam hubungan dengan tiga proposisi ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai definisi dari institusi ekonomi yang akan dibahas.

Fenomena ojek online seperti Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya adalah sebuah layanan transportasi daring yang menyediakan jasa pelayanan untuk pengantaran orang, barang, dan makanan secara mudah serta efisien. Orang tidak perlu lagi repot untuk naik motor sendiri atau bahkan keluar hanya untuk mencari makanan. Tinggal buka smartphone dan pencet sana-sini akan dengan mudah untuk mendapatkan jasa layanan yang kita inginkan. Kehadiran institusi ekonomi seperti Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya menimbulkan suatu fenomena baru di kalangan masyarakat terutama aktor yang bermain dalam bidang tersebut yaitu ojek online dan pengguna. Dua aktor ini yang setiap hari bermain peran dalam menjalankan institusi ekonomi layanan pesan antar tersebut selain dari penyedia aplikasi bersangkutan.

Bagaimana kemudian melihat analisis proposisi menurut Swedberg dan Granovetter terutama dalam melihat fenomena institusi ekonomi Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya?

A. Proposisi Tindakan Ekonomi adalah sebuah tindakan sosial.

Penting untuk diketahui makna mendalam dari pernyataan proposisi yang pertama dalam menjelaskan fenomena institusi ekonomi Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya. Tindakan ekonomi adalah suatu tindakan sosial. Artinya, tindakan ekonomi bisa memengaruhi tindakan sosial. Keduanya memiliki makna yang sama dan ketika salah satu dijalankan akan menghasilkan sesuatu yang lainnya secara langsung. Ketika seseorang melakukan tindakan ekonomi akan otomatis menghasilkan suatu tindakan sosial. Melihat bagaimana hubungan dari Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya dimaknai sebagai sebuah tindakan ekonomi adalah karena ojek online yang bekerja sebagai pengantar barang, makanan atau orang dalam hal ini bekerja untuk sebuah aplikasi digital dan mendapatkan penghasilan bagi hasil dari sana. Dengan menyelesaikan pesanan mereka bisa mendapatkan hasil berupa imbalan dengan cepat dan tanpa ribet karena menggunakan aplikasi, jadi setiap orang yang memesan jasa akan langsung diberikan notifikasi kepada ojek online untuk mengantarkan makanan, barang atau bahkan orang. Inilah yang kita sebut sebagai sebuah tindakan ekonomi karena ada motif untuk mendapatkan keuntungan atau penghasilan disitu dari sebuah pekerjaan yang dilakukan. Seorang ojek online yang mendapatkan orderan pengantaran orang berjarak 3 kilometer misalnya akan mendapatkan bayaran Rp. 12.000 dari aplikasi dan setiap hari bisa mendapatkan hingga 10 orang penumpang. Jumlah bayaran yang didapatkan hari itu adalah Rp. 120.000 dan ini merupakan bentuk tindakan ekonomi yaitu bekerja untuk mendapatkan keuntungan atau penghasilan.

Fenomena Ojek Online Bentuk Tindakan Ekonomi atau Sosial?

Mereka memproduksi jasa dan mendistribusikannya kepada konsumen yang dilakukan oleh Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya. Begitu pula selama melakukan tindakan ekonomi tersebut ada otomatis akan melakukan atau menghasilkan tindakan sosial karena setiap tindakan ekonomi berpotensi untuk menghadirkan tindakan sosial sebagai wadahnya. Ketika seorang ojek online melakukan pengantaran seseorang ke tujuan dengan jarak 5 kilometer misalnya dengan bayaran Rp. 12.000 kita dapat mengetahui bahwa ojek online ini sedang bekerja untuk mendapatkan uang artinya adalah bentuk tindakan ekonomi, begitu pula dengan penumpang tersebut juga menggunakan atau mengonsumsi jasa yang diberikan sama juga dengan bentuk tindakan ekonomi. Namun, dalam menjalankan tindakan ekonomi tersebut pasti ada interaksi sosial di dalamnya untuk melancarkan tindakan ekonomi tersebut. Misalnya, ketika ojek online dipesan akan ada pesan masuk berupa apakah sesuai titik? atau dimana lokasinya? dan kita sebagai pengguna akan menjawab disebelah disini atau sesuai titik yah. Dengan berbalas komentar dan pesan seperti itu dalam media aplikasi seperti Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya akan memberikan stimulus interaksi sosial berupa tindakan sosial tadi sehingga ketika kita mengonsumsi atau mereka bekerja sebagai bentuk tindakan ekonomi selalu berjalan bersamaan dengan adanya tindakan sosial.

Ketika dalam perjalanan juga demikian, keramah-tamahan seorang ojek online dalam bertanya atau bercerita kepada penumpangnya atau bahkan sebaliknya saling berbalas komentar dan membahas sesuatu sambil menuju ke tujuan akhir perjalanan juga merupakan bagian dari tindakan sosial. Padahal mereka tidak wajib untuk melakukan hal tersebut, mereka hanya harus mengantar dan mendapatkan bayaran. Tapi, tidak. Mereka para ojek online ini berbalas sapa dan saling bercerita satu sama lain dengan penumpang ketika dalam melakukan perjalanan entah bertanya hal sederhana dan kecil lainnya untuk mencairkan suasana. Inilah bentuk dan realita bahwa tindakan ekonomi adalah suatu tindakan sosial.

B. Proposisi Tindakan ekonomi sebagai hal yang disituasikan secara sosial.

Dalam menjelaskan proposisi kedua ini dalam hubungannya dengan fenomena ojek online sebagai institusi ekonomi seperti Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya perlu ada sebuah titik tekan terhadap definisi dan penjelasan dari prosisinya. Tindakan ekonomi disituasikan secara sosial. Ekonomi tidak terus-menerus harus dominan, tetapi menyesuaikan situasi sosial yang tidak semuanya sama rata. Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa tindakan sosial ternyata dapat disesuaikan secara sosial masyarakat di dalam daerah tertentu jadi tidak harus dominan atau sama rata semuanya. Institusi ekonomi Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya dapat kita lihat sebagai sebuah bagian transaksi dalam masyarakat yaitu penukaran antara jasa yang diberikan dengan uang yang kita miliki. Namun, dalam melakukan pekerjaannya atau tindakan ekonominya harus melihat situasi secara sosial dan ternyata tindakan ekonomi selalu dapat disituasikan secara sosial di masyarakat. Misalnya, sebagai contoh pada saat pandemi covid-19 kemarin. Banyak sekali ojek online yang sepi orderan karena minimnya orang untuk keluar rumah atau bahkan untuk berbelanja. Tapi, pasti ada beberapa orang yang kemudian naik ojek untuk pergi ke suatu tempat atau bahkan mengantarkan barang. Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya sebagai jasa pelayanan dalam sebuah institusi ekonomi akhirnya memutar otak bagaimana pengguna tetap dapat menggunakan jasa tanpa takut tertular covid-19 dalam masa pandemi.

Akhirnya, Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya sebagai layanan antar menggunakan cara yang relevan dalam keadaan masyarakat saat itu yaitu berupa penggunaan masker oleh ojek online, pemberian vaksin, penggunaan kaca pelindung pemisah antara ojek online dan pengguna dan bahkan ketika di dalam mobil ada layar sendiri yang disediakan jadi tertutup dan memungkinkan si pengguna dan ojek online tetap dapat menjaga kesehatan. Cara ini adalah sebuah tindakan yang relevan diterapkan pada musim pandemi kemarin dan merupakan bentuk dari pemaknaan situasi sosial di masyarakat terhadap institusi ekonominya. Tindakan ekonomi akan dapat disituasikan secara sosial artinya bahwa tidak selalu cara yang digunakan untuk menjalankan atau melaksanaan tindakan ekonomi itu sama bentuknya dari tahun ke tahun pasti ada penyesuaian dengan kondisi sosial di masyarakat. Contoh tadi ketika pandemi institusi sosial tersebut melakukan perlindungan yang lebih baik dengan menjaga protokol kesehatan bagi para ojek online dan pengguna sehingga dapat dikatakan bahwa institusi sosial tersebut menyesuaikan dengan situasi sosial di masyarakat.

Jadi, dapat dikatakan bahwa tindakan ekonomi disituasikan secara sosial bermakna bahwa setiap tindakan ekonomi punya kelebihan untuk dapat menyesuaikan diri dalam pelaksanaannya dengan kondisi sosial yang ada di masyarakat tersebut. Perbedaan mencolok tindakan para ojek online dari Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya tentu berbeda dari masa sebelum pandemi ke masa pandemi. Hal ini disebabkan tadi bahwa institusi ekonomi dapat disituasikan secara sosial sehingga dapat kita simpulkan bahwa Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya ini juga menerapkan salah satu proposisi yaitu tindakan ekonomi disituasikan secara sosial.

Baca Juga: Teori Modal Sosial Dasar Dalam Sosiologi dan Pemahaman Tokoh

C. Proposisi Institusi ekonomi adalah konstruksi sosial.

Dalam menjelaskan bagian ketiga dari proposisi institusi ekonomi ini dalam kaitannya dengan Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya tentu harus melihat lebih khusus mengenai pembacaan makna dari proposisi tersebut. Instutusi ekonomi dikonstruksikan secara sosial. Lembaga ekonomi perlu melihat situasi sosial pada masyarakat agar bisa mengetahui dan menyesuaikan tindakan ekonomi yang diambil. Arti kata konstuksikan secara sosial juga dapat diterjemahkan ke dalam pembuatan sebuah lembaga ekonomi baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat bentuknya. Namun, lembaga sosial ini berjalan seiring dengan tindakan ekonomi yang dilakukan oleh anggotanya. Sebagai contoh bagi para ojek online dari Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya tentu memiliki komunitas sendiri yang hadir sebagai wadah untuk berbagi tips satu sama lain atau bahkan berbagai pengalaman. Hadirnya lembaga sosial yang terlihat atau tidak terlihat dari adanya tindakan ekonomi seperti hadirnya layanan antar online membuat terbentuk secara otomatis yang namanya konstruksi sosial yaitu lembaga sosial di masyarakat tersebut. Bagi para ojek online dari Gojek atau Grab itu punya komunitasnya sendiri dan bahkan perusahaan tempat mereka bekerja juga layaknya sebuah lembaga yang mengonstruksikan setiap aturan kepada para ojek online.

Fenomena ojek online sebagai lembaga ekonomi seperti Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya punya andil besar dalam melihat situasi sosial di masyarakat agar bisa mengetahui dan menyesuikan tindakan ekonomi yang diambil. Ketika misalnya pada pandemi covid-19 tindakan yang dilakukan oleh lembaga ekonomi Gojek, Grab, Shopee Food, Maxim, dan layanan lainnya dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial di masyarakat seperti jaga jarak itu kemudian dihadirkan berupa proteksi tambahan kepada pengemudi ojek online yaitu masker, vaksin atau shield pelindung yang memisah antara pengguna dan ojeknya. Ini situasi sosial yang kemudian dibaca oleh lembaga ekonomi tersebut sehingga membuat peraturan yang mengikat kepada setiap ojek online dibawahnya untuk melaksanakan hal tersebut. Pada akhirnya, setiap ojek online memiliki tanda memakai masker dan sudah divaksin baik pada aplikasi atau pada tulisan yang berada di kendaraan mereka. Institusi ekonomi semacam ini yang dapat dikonstruksikan atau mendapatkan konstruksi dari situasi sosial yang ada di masyarakat. Artinya setiap aturan yang dilaksanakan atau perihal penggunaan jasa yang dilakukan dapat dibuat ulang, diatur ulang atau dibangun ulang sesuai dengan kondisi sosial yang ada di masyarakat, tidak monoton dan selalu berubah bergantung minat serta keinginan dari konsumen.

Referensi:

Blikololong, J. B. (2012). Evolusi Konsep Embededness Dalam Sosiologi Ekonomi. 23-29. Retrieved from https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/ugjournal/article/view/813.

Koentjaraningrat. (1996). Pengantar Antropologi; Jakarta: Rineka Cipta.

Soekanto, Soerjono. (1998). Sosiologi Suatu Pengantar; Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia.

Soekanto, Soerjono. (1983). Beberapa Teori Sosiologi Tentang Sturktur Sosial, Jakarta: CV Rajawali.