Fungsi Pers Sebagai Edukasi dan Kontrol Sosial (Studi Kasus) dalam era teknologi yang dinamis, penggunaan sosial media sudah menjadi bagian dari kehidupan, tak terkecuali di kalangan anak-anak. Sosial media merupakan suatu wadah yang dapat memberikan segala kebebasan dalam berekspresi serta mengaktualisasikan diri sesuai dengan karakteristik individu masing-masing. Kebebasan ini seringkali menjadi sebuah pisau bermata dua, di mana terdapat hal yang positif, akan tetapi terdapat pula berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh efek dari sosial media.
Dewasa ini, banyak sekali fenomena serta beberapa hal baru yang menjadi sebuah dampak dari perubahan zaman. Roleplay, yang merupakan bentuk dalam mengekspresikan diri dengan mengadopsi serta mengikuti identitas atau karakter secara fiksi untuk berinteraksi serta berekspresi dengan orang lain secara virtual. Hal ini menjadi sebuah tujuan bagi para pengguna sosial media untuk sebagai bentuk berekspresi, sarana peningkatan kreativitas serta sebagai hiburan semata. Dalam penggunaanya secara luas biasanya digunakan oleh para remaja serta anak-anak dibawah umur, yang mana belum mengetahui lebih lanjut dalam bersosial media dan berkomunikasi dalam dunia maya, dikarenakan tingkat pengetahuan serta pemahaman yang belum memadai. Hal ini menjadi sebuah kekhawatiran Secara besar bagi orang tua yang menyaksikan buah hati nya berselancar di dunia maya dengan bentuk roleplaying ini. Karena secara praksis nya, roleplay ini menggunakan anonimitas dalam berinteraksi satu sama lain yang menggunakan identitas lain seperti karakter fiksi atau lain sebagainya.
Roleplay menjadi perbincangan hangat belakangan ini, salah satu fenomena roleplay yang sedang ramai dibahas adalah kasus seorang anak bernama Bintang yang sedang dimarahi oleh orang tuanya. Orang tua Bintang tersebut marah karena anaknya yang masih berusia sebelas tahun bermain roleplay dengan orang-orang yang tidak dikenali. Selain itu, di dalam konten roleplay tersebut Bintang bermain peran yang sudah masuk ranah orang dewasa. Konten roleplay tersebut menampilkan bahwa Bintang yang berusia sebelas tahun tersebut sudah memiliki anak di dalam kontennya. Hal tersebut membuat orang tua Bintang marah.
Dalam bersosial media juga tentunya kita pasti bersinggungan dengan pers, dimana seorang anak akan mencontoh dan mengikuti apa saja yang mereka temui di sosial media. Dalam hal ini, peran orang tua tentu sangat dibutuhkan. Sudah dijelaskan juga pada Pasal 1 butir (1) Undang- Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers mendefinisikan “pers” sebagai suatu lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik, meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun media elektronik, dan segala saluran yang tersedia. Tidak hanya itu, fungsi pers juga diatur dalam Undang-Undang Pers Ini yakni sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial serta berfungsi juga sebagai lembaga ekonomi. Dalam fungsi pers sebagai kontrol sosial tentunya dapat juga berpengaruh terhadap pola pikir anak dalam memanfaatkan sosial media. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kasus roleplaying diatas. Tidak heran jika banyak anak seusianya yang salah dalam menggunakan sosial media karena peran dan kontrol orang tua sangat berpengaruh dalam bersosial media.
(Widodo, 1997) juga berpendapat bahwa fungsi pers di tengah masyarakat ada bermacam-macam yakni :
- To Inform, Dalam fungsi ini, pers memiliki fungsi sebagai pemberi informasi serta kabar pada masyarakat, melalui siaran, tulisan, dan tayangan yang secara rutin diberikan dengan berita yang beragam.
- To Educate, pada fungsi edukasi ini tentunya pers memiliki fungsi dalam mendidik, dengan bermacam tulisan dan pesan yang diberikan.
- To Controle, sebagai kontrol dimana pers memiliki peran sebagai kontrol sosial dengan menyuarakan kritik dan masukan yang membangun. Hal inilah yang dibutuhkan anak pada fungsi pers sebagai kontrol sosial dalam bersosial media.
- To Bridge, pers memiliki fungsi sebagai penghubung atau jembatan bagi masyarakat dan pemerintah, begitupun sebaliknya. Dalam fungsi ini, tentu anak- anak yang memanfaatkan sosial media akan melihat banyak pemberitaan atau konten yang disuguhkan pers dalam memposting suatu pemberitaan.
- To Entertain, lalu pers juga bisa memberikan sebuah hiburan yang ditampilkan sedemikian menarik agar dapat menghibur pembacanya. Namun, dalam kasus diatas fungsi pers ini justru disalahgunakan oleh anak tersebut untuk dipergunakan sebagai wadah anonimitas.
Fungsi Pers Dan Kaitannya Dengan Kasus
Isu viral belakangan ini terkait permainan roleplay sangat gencar terjadi di sosial media terutama Tiktok yang menjadi topik bahasan sebelumnya. Permainan roleplay ini dimainkan oleh anak-anak dengan umur yang belum dewasa dan belum matang pemikirannya. Roleplay yang berarti bermain peran akan dimainkan seolah-olah dirinya merupakan orang lain atau karakter lain dalam sebuah percakapan tersebut. Video tiktok yang viral tersebut menjelaskan bahwa anak 11 tahun tersebut bermain peran menjadi seorang ibu yang telah memiliki anak. Tentu hal ini akan menjadi masalah jika permainan ini terus berlanjut ke arah yang negatif seperti pelecehan verbal dan lain sebagainya.
Jika melihat isu tersebut dari perspektif pers maka dapat diambil garis besar permasalahannya sebagai peran media dan pers dalam memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat terkait dampak-dampak dari bermain roleplay ini. Pers yakni media berita seperti televisi, media koran, radio dan bahkan media online lainnya seharusnya dapat memberikan penjelasan yang terbaik dampak-dampak yang terjadi jika seseorang atau anak di bawah umur memainkan roleplay ini di sosial media dengan orang yang tidak dikenal. Dalam penjelasan latar belakang masalah sudah dijelaskan bahwa isu ini diambil melalui media berita online Tribunnews.com dan juga menjelaskan alur isu secara rinci.
Tribunnews juga selain menjelaskan mengenai latar belakang masalah isu roleplay yang viral di Tiktok tersebut juga memberikan analisis wacana terkait isu melalui pendapat dari Psikiater terkait hubungan permainan roleplay dengan perkembangan pemikiran anak. Sebagai salah satu media pers di Indonesia, Tribunnews memberikan tambahan tanggapan oleh Psikiater yaitu dr Lahargo Kembaren, SpKj. Beliau menilai permainan roleplay di media sosial seperti itu bisa mengganggu perkembangan kepribadian anak. dr Lahargo menyebut roleplay di media sosial bisa memicu terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan, seperti pelecehan seksual dan kekerasan verbal. Dampaknya bisa menimbulkan efek traumatis pada anak.
Komentar dan tambahan pengetahuan sekaligus informasi tambahan juga bagian dari fungsi pers yang telah disebutkan pada bagian kedua. To Controle, sebagai kontrol dimana pers memiliki peran sebagai kontrol sosial dengan menyuarakan kritik dan masukan yang membangun. To Educate, pers memiliki fungsi dalam mendidik, dengan bermacam tulisan dan pesan yang diberikan (Widodo, 1997). Kedua fungsi pers ini telah dijalankan oleh media Tribunnews dalam memberikan pemberitaan kepada masyarakat terkait isu viral permasalahan permainan roleplay pada anak.
Tribunnews telah menjalankan dua fungsi pers seperti memberikan kontrol sosial kepada masyarakat untuk bertindak kepada hal yang baik bagi mereka dan untuk menghindari hal-hal yang buruk seperti menginformasikan agar kontrol orang tua atas permainan roleplay ini ditingkatkan terhadap anak. Selain itu, Tribunnews juga menjalankan fungsi pendidikan yaitu dengan memberikan isu viral seperti ini lalu menambahkan pendapat para ahli yang menilai terhadap permasalahan sebagai bagian dari edukasi kepada masyarakat agar lebih yakin dan percaya terhadap penyebab serta solusi yang akan diberikan. Kedua fungsi ini yang telah dijalankan sebagai bentuk inisiasi Tribunnews sebagai portal media berita dan juga bagian dari media pers di Indonesia.
Baca Juga: Perkembangan Cryptocurrency Dalam Dunia Sosiologi Globalisasi
Isu permainan roleplay yang terjadi pada anak dibawah umur ini menjadi salah satu bahasan yang menarik untuk dibahas secara lengkap melalui pendekatan fungsi pers. Hampir seluruh media online dan cetak memberikan pemberitaan yang sama terhadap isu menarik ini dari detik.com, kompas.com, cnnindonesia.com dan masih banyak lagi. Semuanya hampir memberikan penilaian yang sama dan gaya bahasa yang mengajak masyarakat terutama orang tua untuk aware terhadap permasalahan ini karena bisa memberikan dampak negatif pada kepribadian anak. Selain itu, media-media ini juga memberikan saran dan manfaat yang terbaik kepada masyarakat dalam setiap pemberitaan yang dilakukan untuk menginformasikan yang seharusnya dilakukan orang tua jika anaknya telah terpapar permainan roleplay ini di media sosial.
Akhirnya, permainan roleplay yang menjadi isu hangat dan viral di media sosial Tiktok yang dimainkan oleh anak 11 tahun ternyata menarik perhatian para media pers di Indonesia untuk menelisiknya secara lengkap. Media pers seperti media cetak dan pemberitaan online ini memberikan banyak berita serta sudut pandang baru terkait permasalahan permainan roleplay yang bersumber dari para narasumber terpercaya. Media-media pers ini juga menambahkan banyak sekali pendapat para ahli yang semakin menambah keyakinan para pembaca dan tentunya memberikan manfaat kepada masyarakat. Tentunya teori pers dan fungsi pers dalam kajian media dan masyarakat telah dipraktekkan oleh media-media tersebut dengan memberikan analisis secara rinci terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat serta memberikan solusi terbaik yang bisa diterapkan.
Referensi:
Muis, A., 1996, Kontroversi Sekitar Kebebasan Pers : Bunga Rampai Masalah Komunikasi, Jurnalistik, Etika dan Hukum Pers, Maria Grafika, Cet. I, Jakarta.
Surbakti, D. 2015. PERAN DAN FUNGSI PERS MENURUT UNDANG-UNDANG PERS TAHUN 1999 SERTA PERKEMBANGANNYA. Jurnal Hukum PRIORIS, 5(1), 77- 86.
Tribunnews.com. (19 Juni, 2023). VIRAL, Anak 11 Tahun Main Roleplay di Tiktok Diciduk Sang Ayah, Ternyata Ini Klasifikasi Game RP. Diakses pada 23 Juni 2023 dari https://priangan.tribunnews.com/2023/06/19/viral-anak-11-tahun-main-roleplay-di- tiktok-diciduk-sang-ayah-ternyata-ini-kualifikasi-game-rp.
Widodo, 1997, Teknik Wartawan Menulis Berita di Surat Kabar dan Majalah, Indah, Cet. I, Surabaya, hal. 7-8.